Kamis, 24 Mei 2012

EVALUASI PENDIDIKAN


PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, DAN CIRI EVALUASI PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN
Pada dasarnya manusia sering menjumpai dan menggunakan istilah evaluasi, tetapi tidak semua orang menyadari hal tersebut. Padahal, sering sekali dalam kehidupan sehari-hari kita jelas-jelas mengadakan kegiatan pengukuran dan penilaian. Misalnya saja ketika kita akan membeli buah jeruk dipasar, tentu saja kita akan memilih jeruk yang akan kita beli sesuai dengan kebutuhan kita. Apakah kita akan memilih berdasarkan manis atau masamnya buah jeruk, atau bahkan sekadar jumlah dari buah jeruk tersebut.
Kemudian dalam dunia pendidikan sering pula kita jumpai istilah evaluasi pendidikan yang mana evaluasi pendidikan ini berfungsi sebagai tolok ukur keberhasilan suatu pendidikan.
Makalah ini akan menguraikan beberapa hal mengenai pengertian evaluasi, tujuan evaluasi, fungsi evaluasi, dan ciri-ciri evaluasi.










B. POKOK PERMASALAHAN
      1. Apakah definisi dan pengertian evaluasi?
      2. Apakah pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi?
      3. Apakah penilaian pendidikan itu?
      4. Apa tujuan dan fungsi penilaian?
      5. Apa ciri-ciri penilaian dalam pendidikan?
C. TUJUAN
      1. Untuk mengerahui definisi dan pengertian pendidikan.
      2. Untuk mengetahui pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
      3. Untuk mengetahui penilaian pendidikan
      4. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi penilaian.
      5. Untuk mengetahui ciri-ciri penilaian dalam pendidikan.
D. PEMBAHASAN
1.   Definisi dan Pengerrtian Evaluasi
a.   Definisi evaluasi pendidikan menurut :
1)            Bloom et. al (1971):
Evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the amount or degree of change in individual students.”
Artinya: Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataanya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam probadi siswa.
2)            Stufflebeam et. al (1971)
“Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives.”
Artinya: Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative kepututusan.
b.   Pengertian Evaluasi
            Evaluasi yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.
a)      Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
b)      Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
c)      Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai.
Di dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedang penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai.
2.      Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Beberapa orang memang cenderung mengartikan pengukuran, penilaian, dan evaluasi sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam memakainya hanya tergantung dari kata mana yang sedang siap untuk diucapkannya. Akan tetapi, beberapa orang yang lain membedakan ketiga istilah tersebut.
Untuk memahami persamaan, perbedaan, ataupun hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi, dapat dipahami beberapa contoh di bawah ini:
a)      Apabila ada orang yang akan memberi sebatang pensil kepada kita, dan kita disuruh untuk memilih antara kedua pensil yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja kita akan memilih yang “panjang”. Kita tidak akan memilih yang “pendek” kecuali ada alas an yang sangat khusus.
b)      Pasar, merupakan suatu tempat bertemunya orang-orang yang akan menjual dan memebeli. Sebelum menentukan barang yang akan dibelinya, seorang pembeli akan memilih dahulu mana barang yang lebih “baik” menurut ukurannya. Apabila ingin membeli jeruk, dipilihnya jeruk yang besar, kuning, dan kulitnya halus. Semuanya itu dipertimbangkan karena menurut pengalaman sebelumnya, jenis jeruk-jeruk yang demikian ini rasanya akan manis. Sedangkan jeruk yang masih kecil, hijau, dan kulitnya agak kasar, biasanya masam rasanya.
Dari contoh-contoh di atas ini dapat kita simpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan, kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda yang akan kita pilih. Dan untuk mengadakan penilaian, kita mengadakan pengukuran terlebih dahulu, baik menggunakan ukuran yang terstandar (meter, kilogram, takaran, dan sebagainya) , ukuran tidak terstandar (jengkal, langkah, dan sebagainya) dan ukuran perkiraan berdasarkan hasil pengalaman (jeruk manis adalah yang kuning, besar, dan halus kulitnya).
Dua langkah kegiatan yang dilalui sebelum mengambil barang untuk kita, itulah yang disebut mengadakan evaluasi, yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.
3.      Penilaian Pendidikan
Penilaian pendidikan, jika digambarkan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagai berikut.
Keterangan:
a)      Input
Adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud bahan mentah adalah calon siswa yang baru akan memasuki sekolah.
b)      Output
Output atau keluaran adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi.
c)      Transformasi
Dalam dunia sekolah, yang dimaksud dengan transformasi adalah sekolah.
Unsur-unsur yang berfungsi sebagai factor penentu dalam kegiatan sekolah, antara lain:
§  Siswa sendiri
§  Guru dan personal lainnya
§  Bahan pelajaran
§  Metode mengajar dan system evaluasi
§  Sarana penunjang
§  System administrasi
a)      Umpan balik (feed back)
Yang dimaksud sebagai umpan balik atau balikan adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi.sebagai contoh, lulusan yang kurang bermutu atau yang belum memenuhiharapan, akan menggugah semua pihak untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan penyebab kurang bermutunya lulusan.
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi.
Ø  Makna baagi siswa
Dengan diadakannya penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru, apakah hasilnya memuaskan atau tidak memuaskan.
Ø  Makna bagi guru
Dengan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhasil menguasai bahan dan siswa-siswa yang belum menguasai bahan, guru juga akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa ataukah belum tepat, serta guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.
Ø  Makna bagi sekolah
Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang. Selain itu juga penilaian tersebut dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah untuk memenuhi standar pendidikan yang baik.

4.   Tujuan dan Evaluasi Pendidikan

Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan dan fungsi pendidikan ada beberapa hal:
1)      Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru merupakan cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya dengan tujuan antara lain:
a)      untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b)      untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c)      untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
d)     untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
2)      Penilaian berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa dan diketahui pula sebab-sebab kelemahan tersebut. Jadi dengan dengan mengadakan penilaian, guru juga mendiagnosis siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan demikian, akan mudah dicari cara untuk mengatasi.   
3)      Penilaian berfungsi sebagai penempatan        
Ada dua tipe sistem belajar, yaitu sistem belajar individual dan kelompok. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
4)      Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berasil diterapkan. keberhasilan program ditentukan oleh beberapa factor yaitu fator guru, meyode mengajar, kurikulim, sarana, dan system administrasi.
5.   Ciri-Ciri Penilaian dalam Pendidikan
a). Ciri pertama dari penilaian dalam pendidikan, yaitu dilakukan secara tidak langsung. contohnya mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal.
b). Ciri kedua dari penilaian pendidikan yaitupenggunaan ukuran kuantitatif. penilaian pendidikan bersifat kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. setelah itu lalu diinterpretasikan ke bentuk kualitatif.
c). Ciri ketiga dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.
d). Ciri keemat dari penilaian pendidikan adalah bersifat relatifartinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain.
e). Ciri kelima dalam penilaian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun sumber kesalahan dapat ditinjau dari beberapa faktor yaitu terletak pada alat ukurnya, orang yang melakukan penilaian, anak yang dinilai, situasi dimana penilaian berlangsunng.











E. KESIMPULAN DAN PENUTUP
1.   Definisi dan Pengerrtian Evaluasi
Evaluasi yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.
2.      Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi\
a)      Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
b)      Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
c)      Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai.
3.      Penilaian Pendidikan
Penilaian pendidikan meliputi empat aspek antara lain:
a)      Input
b)      Output
c)      Transformasi
d)     Umpan balik

4.   Tujuan dan Evaluasi Pendidikan

Tujuan dan fungsi pendidikan ada beberapa hal:
1). Penilaian berfungsi selektif
2). Penilaian berfungsi diagnostic
3). Penilaian berfungsi sebagai penempatan
4). Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

5.   Ciri-Ciri Penilaian dalam Pendidikan
a). Ciri pertama dari penilaian dalam pendidikan, yaitu dilakukan secara tidak langsung.
b). Ciri kedua dari penilaian pendidikan yaitupenggunaan ukuran kuantitatif.
c).  Ciri ketiga dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.
d).  Ciri keemat dari penilaian pendidikan adalah bersifat relatifartinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain.
e).  Ciri kelima dalam penilaian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan.

Minggu, 29 April 2012

STUDI TENTANG POTRET SISTEM PENDIDIKAN DI AUSTRALIA


 STUDI TENTANG POTRET SISTEM PENDIDIKAN
DI AUSTRALIA
oleh: Nadya Kamilia
A.       POTRET SISTEM PEMERINTAHAN
Pada tanggal 1 Januari 1901, keenam koloni yang berswapemerintahan bergabung bersama menjadi sebuah federasi negara-negara bagian. Pada bulan September tahun sebelumnya, Ratu Victoria, telah menandatangani suatu proklamasi yang salah satu bagiannya berbunyi, “Oleh karena itu, kami, dengan, dan atas nasihat Dewan Penasehat kami memandang perlu mengeluarkan pernyataan Proklamasi Kerajaan kami dan dengan ini pula kami menyatakan bahwa sejak tanggal 1 Januari 1901 rakyat New South Wales, Victoria, Australia Selatan, Queensland, Tasmania, dan Australia Barat bersatu ke dalam Persemakmuran Negara-Negara Federal di bawah nama Persemakmuran Autralia.” Oleh sebab itu, Australia menjadi sebuah bangsa baru pada abad yang baru pula – abad ke 20.[1]
Australia merupakan suatu Negara dengan demokrasi parlementer, anggota Persemakmuran dan secara formal tunduk pada kekuasaan Raja atau Ratu Inggris yang diwakili oleh seorang gubernur jenderal dan oleh para gubernur keenam Negara bagiannya. Semua negara bagiannya bersama-sama membentuk suatu federasi: ‘Persemakmuran Autralia’ (Commonwealth of Autralia).[2]
   Pemerintah Australia didasarkan pada parlemen yang dipilih secara populer dengan dua majelis: Dewan Perwakilan dan Senat.
Para menteri yang diangkat dari kedua majelis ini menjalankan fungsi eksekutif, dan keputusan kebijakan dibuat dalam rapat-rapat Kabinet. Selain pengumuman keputusan, diskusi Kabinet tidak disebarluaskan. Para menteri terikat oleh prinsip solidaritas Kabinet, yang sangat mencerminkan model Inggris yakni Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen.[3]  
B.       KONDISI DEMOGRAFI DAN POTENSI INCOME NEGARA
·        Letak astronomis benua Australia : 113 BT- 155 BT dan 10 LS – 43 LS
·        Luas Benua Australia : 7.686.850 Km²
·        Batas-Batas Benua Australia :
ü Barat      :  Samudra Hindia (Samudra Indonesia)
ü Timur      :  Samudra Pasifik
ü Utara      : Laut Timor dan Laut Arafuru
ü Selatan   : Samudra Hindia
·        Ibukota :  Canberra
·        Negara-negara bagian Autralia
ü New South Walles Ibukota Sydney
ü Queensland Ibukota Brisbane
ü Australia Barat Ibukota Perth
ü Australia Selatan Ibukota Adelaide
ü Victoria Ibukota Melborne
ü Tasmania Ibukota Hobart
ü Teretorial Ibukota Australia Ibukota  Canbeera
ü Teritorial Utara  atau Australia Utara Ibukota Darwin
Persemakmuran Australia adalah sebuah negara di belahan selatan yang terdiri dari daratan utama benua Australia, Pulau Tasmania, dan berbagai pulau kecil di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Negara-negara yang bertetanggaan dengannya adalah Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini di utara; Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan Kaledo erah tenggaradnia Baru di timur-laut; dan Selandia Baru di tenggara.[4] Sebagian besar wilayah Australia mengalami masa siang rata-rata lebih dari 8 jam sehari. Di sebelah selatan bulan-bulan yang paling panas ialah Januari dan Februari. Di sebelah utara, November dan Desember, kecuali dataran tinggi daerah tenggara dan ujung barat daya, bulan-bulan musim panas dapat mengalami suhu udara yang sangat panas, dengan suhu lebih dari 38ºC. Suhu tahunan rata-rata di kota-kota besar berkisar 28,9ºC di Darwin, sampai 12,3ºC  di Hobart.[5]
Komposisi etnik penduduk Australia memiliki perbandingan: bangsa kulit putih (95%). Selebihnya adalah orang Asia, Aborigin, dan lain-lain. Sekitar 20.000 – 30.000 tahun lampau, penduduk pribumi Australia adalah suku Aborigin yang menurut dugaan secara berangsur-angsur berpindah dari daratan Asia Tenggara. Kedatangan para pemukim kulit putih membuat mereka semakin terdesak ke kawasan gersang. Angka-angka tentang jumlah mereka masih simpang-siur. Meskipun demikian, tercatat 15% penduduk Australia adalah orang Aborigin. Penduduk Aborigin terbanyak terdapat di daerah-daerah yang paling terpencil di Northern Territory, Queensland, dan Australia Barat.[6]
Australia sangat jarang penduduknya; luasnya yang 7,7 juta Km² berpenduduk hanya 18.783.551 juta jiwa (World Almanac 2000). Hal ini dikarenakan daerah bagian dalam Australia yang sangat kering dan tandus, penduduk terkonsentrasi di daerah-daerah pantai yang tidak begitu luas. Lebih dari 70% penduduk tinggal di daerah perkotaan, terutama di dua kota besar Sydney dan Melbourne yang menampung hampir 40% dari seluruh penduduk Australia. Tiga kota besar lainnya, Brisbane, Perth, dan Adelaide menampung kurang lebih 21%. Terkonsentrasinya penduduk di ibu kota- ibu kota Negara bagian menunjukkan pula sistem administrasi pemerintahan yang tersentralisasi, termasuk pula sistem pendidikannya.
Australia menghasilkan 95 persen batu opal yang berharga di dunia, dan 99 persen opal hitam.  Ibu kota opal dunia adalah kota bawah tanah yang unik di Coober Pedy, Australia Selatan. Opal terbesar di dunia, dengan bobot 5,27 kilogram, ditemukan di sini pada tahun 1990. Selain itu, Kalgoorlie di Australia Barat merupakan produsen emas terbesar di Australia.  Dan Domba Australia yang berjumlah 85,7 juta ekor (umumnya jenis merino) menghasilkan sebagian besar wol dunia.  Dengan 25,4 juta ternak, Australia juga merupakan eksportir daging terbesar di dunia.
Australia memiliki sekitar 800 spesies burung; setengah daripadanya merupakan spesies khas Australia.  Lingkungan laut Australia memiliki lebih dari 4.000 jenis ikan dan puluhan ribu spesies invertebrata, tumbuhan dan mikro organisme. Kanguru yang menjadi lambang Negara adalah hewan khas Australia. Australia juga memiliki sekurangnya 25.000 spesies tumbuhan.
C.       FILSAFAT PENDIDIKAN YANG DIJADIKAN DASAR PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Orang Australia bangga akan percampuran multi budaya yang ada di kota-kota mereka, baik besar ataupun kecil. Mereka sangat menghargai perbedaan, tidak ada larangan bagi setiap orang yang beragama untuk menjalankan agamanya masing-masing. Dengan dasar inilah pengembangan pendidikan di Australia diserahkan kepada masing-masing sekolah untuk mengembangkan pendidikannya, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lokal. Pemerintah hanya memberi pedoman yang berupa tujuan umum pendidikan yang kemudian dikembangkan oleh masing-masing lembaga. Sedangkan untuk lembaga pendidikan agama dikelola oleh pihak swasta tidak ada kurikulum yang pasti dalam pendidikan agama.
D.       POTRET DAN DINAMIKA PENYIARAN AGAMA ISLAM
Islam masuk ke Australia pada abad 19 M, dibawa oleh para pengembara dari Afganistan yang setiap melakukan perjalanan hanya berbekal tikar untuk shalat.[7] Para pengembara Afganistan tersebut lama-lama mampu mendirikan masjid di Broken Hill dan New South Wales dari bahan kayu, selanjutnya ke Perth ibukota Australia Barat dan Adelaide ibukota Australia Tengah. Tahun 1924 pendatang dari Albania sebagai petani tembakau di Australia Utara meningkatkan perkembangan Islam di sini. Kemudian sesudah berakhir perang dunia II orang-orang Yugoslavia yang belajar di Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad Saka lebih menggiatkan pembangunan masjid-masjid di Adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan. Menurut catatan statistik tahun 1975 Australia berpenduduk 13.130.000 orang yang 1 % nya (132.000) beragama Islam.[8]
Kini Australia memiliki masyarakat Islam yang tumbuh subur, menurut Sensus tahun 2006, ada lebih dari 340.000 Muslim di Australia, diantaranya hampir 128.904 lahir di Australia. Dan sisanya lahir di luar negeri. Kebanyakan orang muslim Australia berasal dari Indonesia, Lebanon, Turki, Afghanistan, Pakistan, Bangladesh dan Irak.
E.        KEBIJAKAN DI BIDANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Sekolah Islam bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah Islam Australia. Bersamaan dengan pertumbuhan Islam dan masyarakat muslim di Benua Kanguru, lembaga pendidikan Islam, sejak dari nonformal seperti 'Saturday or Sunday School' pengajian anak-anak pada Sabtu dan Minggu sampai sekolah Islam terus berkembang. Istilah 'madrasah' tidak populer dan hampir tidak digunakan sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam.
   Sudah menjadi komitmen universitas-universitas di seluruh Australia yang selalu berusaha memastikan bahwa mahasiswa-mahasiswa mereka yang beragama Islam sebagaimana dengan mahasiswa-mahasiswa dengan latar belakang budaya lain, untuk memperoleh kebebasan dalam menjalankan agama mereka masing-masing di dalam area kampus. Umunya di setiap universitas dibentuk wadah pendukung dan sosial yang khusus ditujukan untuk membantu mahasiswa muslim di Australia, selain itu juga hadirnya perkumpulan-perkumpulan mahasiswa internasional yang umum. Orang Australia bangga akan percampuran multi budaya di kota-kota mereka.[9]
Menurut Abdullah Saeed, guru besar dan Direktur Centre for the Study Contemporary Islam, Universitas Melbourne, dalam bukunya Islam in Australia (2003), di seluruh Australia terdapat 23 sekolah Islam; 16 di antaranya adalah 'Islamic college', yang pada dasarnya merupakan pendidikan prauniversitas. Selanjutnya, Profesor Saeed menjelaskan, semua sekolah Islam ini telah terakreditasi dan diakui Pemerintah Australia. Dan karena itu, dalam satu dan lain hal, sekolah-sekolah ini mendapat subsidi dari Pemerintah Australia.[10]
Di antara sekolah-sekolah Islam tersebut, yang paling populer adalah King Khalid Islamic College (berdiri 1983) dan Minaret College (1993), keduanya berada di Melbourne. Kedua sekolah Islam ini seperti juga sekolah-sekolah Islam umumnya didirikan dan dikelola para migran Muslim di Australia dengan juga melibatkan tokoh-tokoh Muslim di luar Australia.
Semua sekolah Islam tersebut pada dasarnya sudah menerapkan kurikulum negara bagian sesuai dengan standar nasional dalam mata pelajaran-mata pelajaran umum. Dengan demikian, mereka mendapatkan akreditasi dari badan akreditasi, dan selanjutnya berhak menerima subsidi dari pemerintah. Akan tetapi, seperti diungkapkan Professor Saeed, bahwa berbagai mata pelajaran agama (Islam) tidak memiliki kurikulum dan standar baku. Tidak ada otoritas di kalangan Muslim Australia yang merumuskan kurikulum mata pelajaran agama. Hasilnya, masing-masing merumuskan sendiri kurikulum berbagai mata pelajaran agama.[11]
F.        SISTEM MANAJEMEN ATAU PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Sistem pendidikan di Australia menempati tahapan antara lain:
1.      Pendidikan pra sekolah
Pendidikan pra sekolah diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun . pendidikan ini tidak dilaksanakan secara intensif. Pendidikan ini merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak Australia untuk belajar dengan orang lain di luar pengasuhan tradisonal, misalnya, penitipan siang hari (day care) atau kelompok  bermain. kegiatan semacam ini umumnya tidak dianggap sekolah. Namun, sebagian pendidikan pra sekolah terpisah dari sekolah dasar di semua Negara dan teritori, kecuali Western Australia dan Queensland di mana pendidikan pra sekolah diajarkan sebagai bagian sistem sekolah dasar.
2.      Jenjang pendidikan dasar
Australia terdiri dari 6 negara bagian (New South Wales, Queensland, Tasmania, Australia Selatan, Australia Barat dan Victoria) dan 2 wilayah daratan (Northern Territory dan Australian Capital Territory). Pada masing-masing negara bagian dan wilayah daratan terdapat perbedaan lamanya pendidikan dasar (Primary School), yaitu ada yang 6 (enam) tahun dan ada yang 7 (tujuh) tahuan.
Seluruh sekolah dasar pemerintah dan hampir semua sekolah dasar adalah Coeducational. Anak-anak yang masuk dalam pendidikan dasar berusia 6 tahun sampai usia 12 dan 13 tahun.
Untuk kurikulum pada masing-masing negara bagian dan wilayah daratan ada yang sama ada juga yang berbeda, tergantung dari otorita daerah masing-masing. Untuk semua negara bagian dan wilayah daratan Sekolah Dasar (Primary School) yang bersifat keagamaan merupakan milik swasta (tidak ada satupun sekolah dasar yang bersifat keagamaan merupakan sekolah dasar negeri).
3.      Jenjang pendidikan menengah
Pendidikan menengah seluruh siswa mendapatkan pendidikan sekurang-kurangnya 3 tahun. Sesudah batas umur meninggalkan sekolah dasar. Pendidikan menengah Junior Secondary School adalah wajib bagi anak yang berusia usia 12 atau 13 tahun sampai 16 tahun tergantung dari lamanya pendidikan menengah di daerah tersebut. Untuk negara bagian dan wilayah daratan New South Wales, Victoria, Tasmania dan Australian Capital Territory, lama pendidikan Junior Secondary School selama 4 tahun dan untuk negara bagian dan wilayah daratan Queensland, Australia Selatan, Australia Barat dan Northern Territory, lama pendidika Junior Secondary School selama 3 tahun. Sedangkan lama pendidikan untuk Senior High School sama di setiap negara bagian dan wilayah daratan, yaitu selama 2 tahun.
Pada jenjang pendidikan Senior High School, setiap siswa berkewajiban memilih program pendidikan kejuruan atau pendidikan umum. Di Australia pendidikan kejuruan diarahkan untuk pasar kerja. Di mana setiap negara memiliki kejuruan Pendidikan dan Pelatihan (Vocational Education and Training / VET). VET mempersiapkan siswa untuk bekerja yang tidak perlu gelar sarjana. Biasanya, VET memakan waktu 2 tahun setelah pendidikan Senior High School atau 4 tahun setelah Junior Secondary School.  VET merupakan pendidikan berupa kursus keterampilan dan mendapat sertifikat.
4.      Jenjang  pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan sertifikat, diploma, sarjana, sertifikasi (Graduate Certificate), profesi (Graduate Diploma), magister dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi di Australia. Perguruaan tinggi di Australia adalah Program Lanjutan, Akademi, Sekolah Tinggi dan Universitas.
Program lanjutan di Australia merupakan jalur pendidikan berupa kursus keterampilan. Jalur pendidikan ini tidak mengutamakan gelar sarjana dan  mendapatkan sertifikat dengan level I-IV. Sedangkan, Sekolah tinggi dan univeristas bertujuan untuk mencetak sarjana, magister maupun doktor.
G.       STANDAR PENGEMBANGAN KURIKULUM ATAU STANDAR ISI
Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri di Australia semenjak awal 1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Pada beberapa Negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat, tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal.
Pada Negara bagian yang lain, pejabat-pejabat di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci, tetapi tetap berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir. Detail kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories, the Australian Capital Teritori (ACT) dan Northern Teritory, sekolah relative memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang telah ditentukan di tingkat sekolah.[12]
Terdapat variasi dalam hal tanggung jawab pengembangan kurikulum di setiap Negara bagian, maka terdapat pula perbedaan dalam pengimplementasiannya. Dalam hal kurikulum disusun berdasarkan pedoman dan materi pelajaran dari pusat, pejabat-pejabat senior dari pusat secara teratur mengunjungi sekolah-sekolah antara lain untuk memonitor pelaksanaan kurikulum.[13]
H.       STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Hampir semua guru prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan guru-guru sekolah menengah dididik pada CAE (Colleges of Advanced Education). Sejumlah guru-guru sekolah menengah, dan beberapa orang guru pendidikan dasar mendapatkan pendidikan di universitas. Sebagaian guru-guru swasta mendapatkan pendidikan pada sekolah-sekolah pendidikan guru yang dikelola oleh badan-badan keagamaan. Lamanya guru-guru prasekolah dan pendidikan dasar biasanya empat tahun. Semua sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan (inservice education), termasuk peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan menyelesaikan kuliah-kuliah yang disetujui terlebih dahulu.[14]
I.          STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber dan sistem pendanaan. Misalnya, dari pengeluaran sebesar A$ 7.700 juta untuk biaya pendidikan dalam tahun 1980-81, sekitar 94% bersumber dari pemerintah, baik dari Commonwealth atau Negara bagian.
Meskipun pendidikan secara konstitusional menjadi tanggung jawab pemerintah Negara bagian, tetapi pada prakteknya pendanaan pendidikan itu merupakan tanggung jawab yang bersifat amalgam, yaitu gabungan dari berbagai sumber dana. Negara bagian punya tanggung jawab utama membiayai pendidikan prasekolah, sekolah dasar, dan menengah negeri, dan TAFE, serta menyediakan bantuan bagi sekolah-sekolah swasta termasuk prasekolah swasta (Taman Kanak-kanak). Pemerintah Commonwealth punya tanggung jawab penuh atas pembiayaan universitas dan institusi CAE, dan memberikan dana-dana tambahan bagi pendidikan prasekolah, sekolah negeri, dan swasta serta TAFE.[15]  
J.         SISTEM PENILAIAN ATAU EVALUASI PENDIDIKAN
Untuk masuk ke universitas dan CAE pada umumya diperlukan kualitas performansi tertentu pada tahun pendidikan ke-12, walaupun kebanyakan institusi memberikan kriteria tersendiri bagi orang-orang dewasa yang kebetulan tidak memenuhi persyaratan formal. Masuk ke TAFE dimungkinkan setelah menamatkan pendidikan 10 tahun dengan hasil yang memuaskan.
Masalah yang terdapat dalam sistem ujian dan kenaikan kelas antara lain adalah mendapatkan keseimbangan antara ujian internal sekolah dan kesulitan belajar-mengajar yang mungkin muncul dalam kenaikan kelas otomatis berdasarkan usia.[16]
Sistem lain yang digunakan oleh sekolah-sekolah di Australia untuk mengevaluasi sekolah adalah dengan cara membandingkan data dari ujian National Assement Program Literacy and Numeracy (NAPLAN) yang dilakukan oleh seluruh sekolah di Australia setiap tahunnya. Hasil dari ujian tersebut diumumkan dalam website NAPLAN yang nantinya dapat dilihat oleh orang tua murid dan pokok eksternal lainnya. Pemerintahan dari setiap state juga dapat mengacu pada data NAPLAN yang nantinya alokasi dana akan diberikan pada sekolah-sekolah yang membutuhkan. Metode evaluasi NAPLAN baru dicanangkan pada tahun  2008 dan seluruh data NAPLAN akan diimplementasikan ditahun 2010.[17]

DAFTAR ISI
Nur, Agustiar Syah. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung: Lubuk Agung Bandung.
Perpustakaan Nasional. 1999. Negara dan Bangsa. Jakarta: Grolier International.
Redaksi Ensiklopedi Indonesia. 1999. Ensiklopedi Seri Indonesia Geografi. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Admin, 2008.  Orang Indonesia Berperan dalam Penyebaran Islam di Australia. http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11045-lang,id-c,warta-t,Orang+Indonesia+Berperan+dalam+Penyebaran+Islam+di+Australia-.phpx. diakses pada 26 April 2012.
Admin. tanpa tahun. Demografi Australia.  http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Demografi_Australia. Diakses pada 21 April 2012.
Atdiknas Canberra. 2011. Sistem Evaluasi Sekolah di Australia. http://www.atdiknas-canberra.org/sekolah-sistem-evaliasi-di-australia-html/. Diakses  pada 27 April 2012.
Azra, Azyumardi. 2007. Perkembangan Islam Australia. Republika online. http://bunga83.multiply.com/journal/item/52/Sekolah_Islam_Australia_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem. Diakses pada 26 April 2012.
Ismail, Bustamam. 2007. Perkembangan Islam di Dunia. http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia/. Diakses pada 26 april 2012.
Kedutaan Australia. Tanpa tahun. Sistem Pemerintahan Australia. http://www.indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/sistem_pemerintahan.html. Diakses pada 21 April 2012. 
MJ Educaion Tim. 2012. Masyarakat Islam di Australia. http://mje.co.id/masyarakat-islam-di-australia/. Diakses pada 26 April 2012.


[1] Perpustakaan Nasional, Negara dan Bangsa (Jakarta: Grolier International, 1999), hlm. 143-144.
[2] Redaksi Ensiklopedi Indonesia, Ensiklopedi Seri Indonesia Geografi (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), hlm. 20.
[3] Kedutaan Australia, Sistem Pemerintahan Australia, (http://www.indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/sistem_pemerintahan.html), diakses pada 21 April 2012, pukul 09.59 WIB.
[4] Admin, Demografi Australia, (http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Demografi_Australia), diakses pada 21 April 2012, pukul 10.15 WIB.
[5] Redaksi Ensiklopedi Indonesia, Op. cit., hlm. 12.
[6] Ibid., hlm 16.
[7] Admin, Orang Indonesia Berperan dalam Penyebaran Islam di Australia, (http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11045-lang,id-c,warta-t,Orang+Indonesia+Berperan+dalam+Penyebaran+Islam+di+Australia-.phpx), diakses pada 26 April 2012, pukul 16.00 WIB.
[8] Bustamam Ismail, Perkembangan Islam di Dunia, (http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia/), diakses tgl 26 april 2012, pukul 15.57 WIB.
[9] MJ Educaion Tim, Masyarakat Islam di Australia, (http://mje.co.id/masyarakat-islam-di-australia/), diakses pada 26 April 2012, pukul 15.55 WIB.
[10]  Azyumardi Azra, Sekolah Islam Australia, republika online: (http://bunga83.multiply.com/journal/item/52/Sekolah_Islam_Australia_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem), diakses pada 26 April 2012, pukul 15.45 WIB.
[11] Ibid.,
[12] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara (Bandung: Lubuk Agung Bandung, 2001), hlm. 66.
[13] Ibid., hlm. 67.
[14] Ibid.,  hlm. 66.
[15] Ibid., hlm. 64-66. 
[16] Ibid., hlm. 68.
[17] Atdiknas Canberra, Sistem Evaluasi Sekolah di Australia, (http://www.atdiknas-canberra.org/sekolah-sistem-evaliasi-di-australia-html/), diakses  pada 27 April 2012, pukul 20.07 WIB.