STUDI TENTANG POTRET SISTEM PENDIDIKAN
DI AUSTRALIA
oleh: Nadya Kamilia
A. POTRET SISTEM PEMERINTAHAN
Pada tanggal 1 Januari 1901,
keenam koloni yang berswapemerintahan bergabung bersama menjadi sebuah federasi
negara-negara bagian. Pada bulan September tahun sebelumnya, Ratu Victoria,
telah menandatangani suatu proklamasi yang salah satu bagiannya berbunyi, “Oleh
karena itu, kami, dengan, dan atas nasihat Dewan Penasehat kami memandang perlu
mengeluarkan pernyataan Proklamasi Kerajaan kami dan dengan ini pula kami
menyatakan bahwa sejak tanggal 1 Januari 1901 rakyat New South Wales, Victoria,
Australia Selatan, Queensland, Tasmania, dan Australia Barat bersatu ke dalam
Persemakmuran Negara-Negara Federal di bawah nama Persemakmuran Autralia.” Oleh
sebab itu, Australia menjadi sebuah bangsa baru pada abad yang baru pula – abad
ke 20.[1]
Australia merupakan suatu
Negara dengan demokrasi parlementer, anggota Persemakmuran dan secara formal
tunduk pada kekuasaan Raja atau Ratu Inggris yang diwakili oleh seorang
gubernur jenderal dan oleh para gubernur keenam Negara bagiannya. Semua negara
bagiannya bersama-sama membentuk suatu federasi: ‘Persemakmuran Autralia’ (Commonwealth of Autralia).[2]
Pemerintah Australia
didasarkan pada parlemen yang dipilih secara populer dengan dua majelis: Dewan
Perwakilan dan Senat.
Para menteri yang diangkat dari kedua majelis ini menjalankan fungsi eksekutif, dan keputusan kebijakan dibuat dalam rapat-rapat Kabinet. Selain pengumuman keputusan, diskusi Kabinet tidak disebarluaskan. Para menteri terikat oleh prinsip solidaritas Kabinet, yang sangat mencerminkan model Inggris yakni Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen.[3]
Para menteri yang diangkat dari kedua majelis ini menjalankan fungsi eksekutif, dan keputusan kebijakan dibuat dalam rapat-rapat Kabinet. Selain pengumuman keputusan, diskusi Kabinet tidak disebarluaskan. Para menteri terikat oleh prinsip solidaritas Kabinet, yang sangat mencerminkan model Inggris yakni Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen.[3]
B. KONDISI DEMOGRAFI DAN POTENSI INCOME NEGARA
·
Letak astronomis benua
Australia : 113 BT- 155 BT dan 10 LS – 43 LS
·
Luas Benua Australia :
7.686.850 Km²
·
Batas-Batas Benua
Australia :
ü
Barat : Samudra
Hindia (Samudra Indonesia)
ü
Timur : Samudra
Pasifik
ü
Utara : Laut
Timor dan Laut Arafuru
ü
Selatan : Samudra
Hindia
·
Ibukota :
Canberra
·
Negara-negara bagian
Autralia
ü New South Walles Ibukota
Sydney
ü Queensland Ibukota
Brisbane
ü Australia Barat Ibukota
Perth
ü Australia Selatan
Ibukota Adelaide
ü Victoria Ibukota
Melborne
ü Tasmania Ibukota Hobart
ü Teretorial Ibukota
Australia Ibukota Canbeera
ü Teritorial Utara
atau Australia Utara Ibukota Darwin
Persemakmuran Australia adalah sebuah negara di belahan selatan
yang terdiri dari daratan utama benua Australia, Pulau Tasmania,
dan berbagai pulau kecil di Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik. Negara-negara yang
bertetanggaan dengannya adalah Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini
di utara; Kepulauan Solomon, Vanuatu,
dan Kaledo erah
tenggaradnia Baru di timur-laut; dan Selandia Baru
di tenggara.[4]
Sebagian besar wilayah Australia mengalami masa siang rata-rata lebih dari 8 jam
sehari. Di sebelah selatan bulan-bulan yang paling panas ialah Januari dan
Februari. Di sebelah utara, November dan Desember, kecuali dataran tinggi
daerah tenggara dan ujung barat daya, bulan-bulan musim panas dapat mengalami
suhu udara yang sangat panas, dengan suhu lebih dari 38ºC. Suhu tahunan
rata-rata di kota-kota besar berkisar 28,9ºC di Darwin, sampai 12,3ºC di Hobart.[5]
Komposisi etnik penduduk Australia memiliki perbandingan: bangsa
kulit putih (95%). Selebihnya adalah orang Asia, Aborigin, dan lain-lain.
Sekitar 20.000 – 30.000 tahun lampau, penduduk pribumi Australia adalah suku
Aborigin yang menurut dugaan secara berangsur-angsur berpindah dari daratan
Asia Tenggara. Kedatangan para pemukim kulit putih membuat mereka semakin
terdesak ke kawasan gersang. Angka-angka tentang jumlah mereka masih
simpang-siur. Meskipun demikian, tercatat 15% penduduk Australia adalah orang
Aborigin. Penduduk Aborigin terbanyak terdapat di daerah-daerah yang paling
terpencil di Northern Territory, Queensland, dan Australia Barat.[6]
Australia sangat jarang penduduknya;
luasnya yang 7,7 juta Km² berpenduduk hanya 18.783.551 juta jiwa (World Almanac 2000). Hal ini dikarenakan
daerah bagian dalam Australia yang sangat kering dan tandus, penduduk
terkonsentrasi di daerah-daerah pantai yang tidak begitu luas. Lebih dari 70%
penduduk tinggal di daerah perkotaan, terutama di dua kota besar Sydney dan Melbourne
yang menampung hampir 40% dari seluruh penduduk Australia. Tiga kota besar
lainnya, Brisbane, Perth, dan Adelaide menampung kurang lebih 21%.
Terkonsentrasinya penduduk di ibu kota- ibu kota Negara bagian menunjukkan pula
sistem administrasi pemerintahan yang tersentralisasi, termasuk pula sistem
pendidikannya.
Australia menghasilkan
95 persen batu opal yang berharga di dunia, dan 99 persen opal hitam. Ibu
kota opal dunia adalah kota bawah tanah yang unik di Coober Pedy, Australia
Selatan. Opal terbesar di dunia, dengan bobot 5,27 kilogram, ditemukan di sini
pada tahun 1990. Selain itu, Kalgoorlie di Australia Barat merupakan produsen
emas terbesar di Australia. Dan Domba Australia yang berjumlah 85,7 juta
ekor (umumnya jenis merino) menghasilkan sebagian besar wol dunia. Dengan
25,4 juta ternak, Australia juga merupakan eksportir daging terbesar di dunia.
Australia memiliki
sekitar 800 spesies burung; setengah daripadanya merupakan spesies khas
Australia. Lingkungan laut Australia memiliki lebih dari 4.000 jenis ikan
dan puluhan ribu spesies invertebrata, tumbuhan dan mikro organisme. Kanguru
yang menjadi lambang Negara adalah hewan khas Australia. Australia juga
memiliki sekurangnya 25.000 spesies tumbuhan.
C. FILSAFAT PENDIDIKAN YANG DIJADIKAN DASAR PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Orang Australia bangga akan percampuran multi budaya yang ada di
kota-kota mereka, baik besar ataupun kecil. Mereka sangat menghargai perbedaan,
tidak ada larangan bagi setiap orang yang beragama untuk menjalankan agamanya
masing-masing. Dengan dasar inilah pengembangan pendidikan di Australia
diserahkan kepada masing-masing sekolah untuk mengembangkan pendidikannya,
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lokal. Pemerintah hanya memberi pedoman
yang berupa tujuan umum pendidikan yang kemudian dikembangkan oleh
masing-masing lembaga. Sedangkan untuk lembaga pendidikan agama dikelola oleh
pihak swasta tidak ada kurikulum yang pasti dalam pendidikan agama.
D. POTRET DAN DINAMIKA PENYIARAN AGAMA ISLAM
Islam masuk ke Australia pada abad 19 M, dibawa oleh para
pengembara dari Afganistan yang setiap melakukan perjalanan hanya berbekal
tikar untuk shalat.[7]
Para pengembara Afganistan tersebut lama-lama mampu mendirikan masjid di Broken
Hill dan New South Wales dari bahan kayu, selanjutnya ke Perth ibukota
Australia Barat dan Adelaide ibukota Australia Tengah. Tahun 1924 pendatang
dari Albania sebagai petani tembakau di Australia Utara meningkatkan
perkembangan Islam di sini. Kemudian sesudah berakhir perang dunia II
orang-orang Yugoslavia yang belajar di Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad
Saka lebih menggiatkan pembangunan masjid-masjid di Adelaide sebagai pusat aktivitas
keagamaan. Menurut catatan statistik tahun 1975 Australia berpenduduk
13.130.000 orang yang 1 % nya (132.000) beragama Islam.[8]
Kini Australia memiliki masyarakat Islam yang tumbuh subur,
menurut Sensus tahun 2006, ada lebih dari 340.000 Muslim di Australia,
diantaranya hampir 128.904 lahir di Australia. Dan sisanya lahir di luar
negeri. Kebanyakan orang muslim Australia berasal dari Indonesia, Lebanon,
Turki, Afghanistan, Pakistan, Bangladesh dan Irak.
E.
KEBIJAKAN DI BIDANG
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Sekolah
Islam bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah Islam Australia. Bersamaan
dengan pertumbuhan Islam dan masyarakat muslim di Benua Kanguru, lembaga
pendidikan Islam, sejak dari nonformal seperti 'Saturday or Sunday School' pengajian anak-anak pada Sabtu dan
Minggu sampai sekolah Islam terus berkembang. Istilah 'madrasah' tidak populer
dan hampir tidak digunakan sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam.
Sudah menjadi komitmen
universitas-universitas di seluruh Australia yang selalu berusaha memastikan
bahwa mahasiswa-mahasiswa mereka yang beragama Islam sebagaimana dengan
mahasiswa-mahasiswa dengan latar belakang budaya lain, untuk memperoleh
kebebasan dalam menjalankan agama mereka masing-masing di dalam area kampus.
Umunya di setiap universitas dibentuk wadah pendukung dan sosial yang khusus
ditujukan untuk membantu mahasiswa muslim di Australia, selain itu juga
hadirnya perkumpulan-perkumpulan mahasiswa internasional yang umum. Orang
Australia bangga akan percampuran multi budaya di kota-kota mereka.[9]
Menurut
Abdullah Saeed, guru besar dan Direktur Centre for the Study Contemporary
Islam, Universitas Melbourne, dalam bukunya Islam
in Australia (2003), di seluruh Australia terdapat 23 sekolah Islam; 16 di
antaranya adalah 'Islamic college', yang pada dasarnya merupakan pendidikan
prauniversitas. Selanjutnya, Profesor Saeed menjelaskan, semua sekolah Islam
ini telah terakreditasi dan diakui Pemerintah Australia. Dan karena itu, dalam
satu dan lain hal, sekolah-sekolah ini mendapat subsidi dari Pemerintah
Australia.[10]
Di antara
sekolah-sekolah Islam tersebut, yang paling populer adalah King Khalid Islamic
College (berdiri 1983) dan Minaret College (1993), keduanya berada di
Melbourne. Kedua sekolah Islam ini seperti juga sekolah-sekolah Islam umumnya
didirikan dan dikelola para migran Muslim di Australia dengan juga melibatkan
tokoh-tokoh Muslim di luar Australia.
Semua
sekolah Islam tersebut pada dasarnya sudah menerapkan kurikulum negara bagian
sesuai dengan standar nasional dalam mata pelajaran-mata pelajaran umum. Dengan
demikian, mereka mendapatkan akreditasi dari badan akreditasi, dan selanjutnya
berhak menerima subsidi dari pemerintah. Akan tetapi, seperti diungkapkan
Professor Saeed, bahwa berbagai mata pelajaran agama (Islam) tidak memiliki
kurikulum dan standar baku. Tidak ada otoritas di kalangan Muslim Australia
yang merumuskan kurikulum mata pelajaran agama. Hasilnya, masing-masing
merumuskan sendiri kurikulum berbagai mata pelajaran agama.[11]
F.
SISTEM MANAJEMEN ATAU
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Sistem pendidikan di Australia menempati tahapan antara lain:
1. Pendidikan pra sekolah
Pendidikan pra sekolah diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia
di bawah 5 tahun . pendidikan ini tidak dilaksanakan secara intensif.
Pendidikan ini merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak Australia untuk
belajar dengan orang lain di luar pengasuhan tradisonal, misalnya, penitipan
siang hari (day care) atau
kelompok bermain. kegiatan semacam ini umumnya
tidak dianggap sekolah. Namun, sebagian pendidikan pra sekolah terpisah dari
sekolah dasar di semua Negara dan teritori, kecuali Western Australia dan
Queensland di mana pendidikan pra sekolah diajarkan sebagai bagian sistem
sekolah dasar.
2. Jenjang pendidikan dasar
Australia terdiri dari 6 negara bagian (New South Wales, Queensland, Tasmania,
Australia Selatan, Australia Barat dan Victoria) dan 2 wilayah daratan (Northern Territory dan Australian Capital
Territory). Pada masing-masing negara bagian dan wilayah daratan
terdapat perbedaan lamanya pendidikan dasar (Primary School), yaitu ada
yang 6 (enam) tahun dan ada yang 7 (tujuh) tahuan.
Seluruh sekolah dasar pemerintah dan hampir semua sekolah dasar
adalah Coeducational. Anak-anak yang
masuk dalam pendidikan dasar berusia 6 tahun sampai usia 12 dan 13 tahun.
Untuk kurikulum pada
masing-masing negara bagian dan wilayah daratan ada yang sama ada juga yang
berbeda, tergantung dari otorita daerah masing-masing. Untuk semua negara
bagian dan wilayah daratan Sekolah Dasar (Primary School) yang bersifat
keagamaan merupakan milik swasta (tidak ada satupun sekolah dasar yang bersifat
keagamaan merupakan sekolah dasar negeri).
3. Jenjang pendidikan menengah
Pendidikan menengah seluruh siswa mendapatkan pendidikan
sekurang-kurangnya 3 tahun. Sesudah batas umur meninggalkan sekolah dasar. Pendidikan menengah Junior
Secondary School adalah wajib bagi anak yang berusia usia 12 atau 13 tahun
sampai 16 tahun tergantung dari lamanya pendidikan menengah di daerah tersebut.
Untuk negara bagian dan wilayah daratan New
South Wales, Victoria, Tasmania dan Australian Capital Territory, lama pendidikan Junior
Secondary School selama 4 tahun dan untuk negara bagian dan wilayah daratan
Queensland, Australia Selatan,
Australia Barat dan Northern
Territory, lama pendidika Junior Secondary School selama 3 tahun.
Sedangkan lama pendidikan untuk Senior High School sama di setiap negara
bagian dan wilayah daratan, yaitu selama 2 tahun.
Pada jenjang pendidikan Senior
High School, setiap siswa berkewajiban memilih program pendidikan kejuruan
atau pendidikan umum. Di Australia pendidikan kejuruan diarahkan untuk pasar
kerja. Di mana setiap negara memiliki kejuruan Pendidikan dan Pelatihan (Vocational
Education and Training / VET). VET mempersiapkan siswa untuk bekerja yang
tidak perlu gelar sarjana. Biasanya, VET memakan waktu 2 tahun setelah
pendidikan Senior High School atau 4 tahun setelah Junior Secondary
School. VET merupakan pendidikan berupa kursus keterampilan dan
mendapat sertifikat.
4. Jenjang pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah
jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
sertifikat, diploma, sarjana, sertifikasi (Graduate Certificate),
profesi (Graduate Diploma), magister dan doktor yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi di Australia. Perguruaan tinggi di Australia adalah
Program Lanjutan, Akademi, Sekolah Tinggi dan Universitas.
Program lanjutan di
Australia merupakan jalur pendidikan berupa kursus keterampilan. Jalur
pendidikan ini tidak mengutamakan gelar sarjana dan mendapatkan
sertifikat dengan level I-IV. Sedangkan, Sekolah tinggi dan univeristas
bertujuan untuk mencetak sarjana, magister maupun doktor.
G. STANDAR PENGEMBANGAN KURIKULUM ATAU STANDAR ISI
Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri di Australia semenjak
awal 1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada
sekolah-sekolah. Pada beberapa Negara bagian, pedoman kurikulum dibuat
terpusat, tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan lokal.
Pada Negara bagian yang lain, pejabat-pejabat di pusat menyusun
tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci,
tetapi tetap berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan.
Pengecualian yang agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk
kelas-kelas terakhir. Detail kurikulum disusun secara terpusat untuk
kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories,
the Australian Capital Teritori (ACT)
dan Northern Teritory, sekolah
relative memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat mengembangkan kurikulumnya
atas dasar tujuan umum yang telah ditentukan di tingkat sekolah.[12]
Terdapat variasi dalam hal tanggung jawab pengembangan kurikulum
di setiap Negara bagian, maka terdapat pula perbedaan dalam pengimplementasiannya.
Dalam hal kurikulum disusun berdasarkan pedoman dan materi pelajaran dari
pusat, pejabat-pejabat senior dari pusat secara teratur mengunjungi
sekolah-sekolah antara lain untuk memonitor pelaksanaan kurikulum.[13]
H. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Hampir semua guru prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan
guru-guru sekolah menengah dididik pada CAE (Colleges of Advanced Education). Sejumlah guru-guru sekolah
menengah, dan beberapa orang guru pendidikan dasar mendapatkan pendidikan di
universitas. Sebagaian guru-guru swasta mendapatkan pendidikan pada
sekolah-sekolah pendidikan guru yang dikelola oleh badan-badan keagamaan.
Lamanya guru-guru prasekolah dan pendidikan dasar biasanya empat tahun. Semua
sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan
pendidikan dalam jabatan (inservice
education), termasuk peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan
menyelesaikan kuliah-kuliah yang disetujui terlebih dahulu.[14]
I.
STANDAR PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN
Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber
dan sistem pendanaan. Misalnya, dari pengeluaran sebesar A$ 7.700 juta untuk
biaya pendidikan dalam tahun 1980-81, sekitar 94% bersumber dari pemerintah,
baik dari Commonwealth atau Negara
bagian.
Meskipun pendidikan secara konstitusional menjadi tanggung jawab
pemerintah Negara bagian, tetapi pada prakteknya pendanaan pendidikan itu
merupakan tanggung jawab yang bersifat amalgam, yaitu gabungan dari berbagai
sumber dana. Negara bagian punya tanggung jawab utama membiayai pendidikan
prasekolah, sekolah dasar, dan menengah negeri, dan TAFE, serta menyediakan
bantuan bagi sekolah-sekolah swasta termasuk prasekolah swasta (Taman
Kanak-kanak). Pemerintah Commonwealth
punya tanggung jawab penuh atas pembiayaan universitas dan institusi CAE, dan
memberikan dana-dana tambahan bagi pendidikan prasekolah, sekolah negeri, dan
swasta serta TAFE.[15]
J.
SISTEM PENILAIAN ATAU
EVALUASI PENDIDIKAN
Untuk masuk ke universitas dan CAE pada
umumya diperlukan kualitas performansi tertentu pada tahun pendidikan ke-12,
walaupun kebanyakan institusi memberikan kriteria tersendiri bagi orang-orang
dewasa yang kebetulan tidak memenuhi persyaratan formal. Masuk ke TAFE
dimungkinkan setelah menamatkan pendidikan 10 tahun dengan hasil yang
memuaskan.
Masalah yang terdapat dalam sistem ujian
dan kenaikan kelas antara lain adalah mendapatkan keseimbangan antara ujian
internal sekolah dan kesulitan belajar-mengajar yang mungkin muncul dalam
kenaikan kelas otomatis berdasarkan usia.[16]
Sistem lain yang
digunakan oleh sekolah-sekolah di Australia untuk mengevaluasi sekolah adalah
dengan cara membandingkan data dari ujian National Assement Program Literacy
and Numeracy (NAPLAN) yang
dilakukan oleh seluruh sekolah di Australia setiap tahunnya. Hasil dari ujian
tersebut diumumkan dalam website NAPLAN yang nantinya dapat dilihat oleh orang
tua murid dan pokok eksternal lainnya. Pemerintahan dari setiap state juga
dapat mengacu pada data NAPLAN yang nantinya alokasi dana akan diberikan pada
sekolah-sekolah yang membutuhkan. Metode evaluasi NAPLAN baru dicanangkan pada
tahun 2008 dan seluruh data NAPLAN akan
diimplementasikan ditahun 2010.[17]
DAFTAR ISI
Nur, Agustiar Syah. 2001. Perbandingan
Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung: Lubuk Agung Bandung.
Perpustakaan Nasional. 1999. Negara
dan Bangsa. Jakarta: Grolier International.
Redaksi Ensiklopedi Indonesia. 1999. Ensiklopedi Seri Indonesia Geografi. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve.
Admin, 2008. Orang Indonesia Berperan dalam Penyebaran
Islam di Australia. http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11045-lang,id-c,warta-t,Orang+Indonesia+Berperan+dalam+Penyebaran+Islam+di+Australia-.phpx.
diakses pada 26 April 2012.
Admin. tanpa tahun. Demografi
Australia. http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Demografi_Australia.
Diakses pada 21 April 2012.
Atdiknas Canberra. 2011. Sistem
Evaluasi Sekolah di Australia. http://www.atdiknas-canberra.org/sekolah-sistem-evaliasi-di-australia-html/.
Diakses pada 27 April 2012.
Azra, Azyumardi. 2007. Perkembangan
Islam Australia. Republika online.
http://bunga83.multiply.com/journal/item/52/Sekolah_Islam_Australia_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem.
Diakses pada 26 April 2012.
Ismail, Bustamam. 2007. Perkembangan
Islam di Dunia. http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia/.
Diakses pada 26 april 2012.
Kedutaan Australia. Tanpa tahun. Sistem Pemerintahan Australia. http://www.indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/sistem_pemerintahan.html.
Diakses pada 21 April 2012.
MJ Educaion Tim. 2012. Masyarakat
Islam di Australia. http://mje.co.id/masyarakat-islam-di-australia/.
Diakses pada 26 April 2012.
[2] Redaksi Ensiklopedi
Indonesia, Ensiklopedi Seri Indonesia
Geografi (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), hlm. 20.
[3] Kedutaan Australia, Sistem Pemerintahan Australia, (http://www.indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/sistem_pemerintahan.html),
diakses pada 21 April 2012, pukul 09.59 WIB.
[4] Admin, Demografi Australia, (http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Demografi_Australia),
diakses pada 21 April 2012, pukul 10.15 WIB.
[5] Redaksi Ensiklopedi
Indonesia, Op. cit., hlm. 12.
[6] Ibid., hlm 16.
[7] Admin,
Orang Indonesia Berperan dalam Penyebaran
Islam di Australia, (http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11045-lang,id-c,warta-t,Orang+Indonesia+Berperan+dalam+Penyebaran+Islam+di+Australia-.phpx),
diakses pada 26 April 2012, pukul 16.00 WIB.
[8] Bustamam
Ismail, Perkembangan Islam di Dunia, (http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia/),
diakses tgl 26 april 2012, pukul 15.57 WIB.
[9] MJ Educaion Tim, Masyarakat
Islam di Australia, (http://mje.co.id/masyarakat-islam-di-australia/),
diakses pada 26 April 2012, pukul 15.55 WIB.
[10] Azyumardi Azra, Sekolah Islam Australia, republika online: (http://bunga83.multiply.com/journal/item/52/Sekolah_Islam_Australia_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem),
diakses pada 26 April 2012, pukul 15.45 WIB.
[11] Ibid.,
[12] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara
(Bandung: Lubuk Agung Bandung, 2001), hlm. 66.
[13] Ibid., hlm. 67.
[15] Ibid., hlm. 64-66.
[16] Ibid., hlm. 68.
[17] Atdiknas Canberra, Sistem Evaluasi Sekolah di Australia, (http://www.atdiknas-canberra.org/sekolah-sistem-evaliasi-di-australia-html/),
diakses pada 27 April 2012, pukul 20.07
WIB.